Aku rindu zaman ketika halaqoh adalah keperluan,
bukan sekedar sambilan apalagi hiburan …
Aku rindu zaman ketika mambina adalah kewajiban
bukan pilihan apalagi beban dan paksaan …
Aku rindu zaman ketika dauroh menjadi kebiasaan,
bukan sekedar pelangkap pengisi program yang dipaksakan …
Aku rindu zaman ketika tsiqoh menjadi kekuatan,
bukan keraguan apalagi kecurigaan …
Aku rindu zaman ketika tarbiyah adalah pengorbanan
bukan tuntutan, hujatan dan obyekan….
Aku rindu zaman ketika nasihat menjadi kesenangan
bukan su’udzon atau menjatuhkan …
Aku rindu zaman ketika kita semua
memberikan segalanya untuk da’wah ini …
Aku Rindu zaman ketika nasyid ghuroba
manjadi lagu kebangsaan…
Aku rindu zaman ketika hadir liqo adalah kerinduan
dan terlambat adalah kelalaian …
Aku rindu zaman ketika malam gerimis
pergi ke puncak mengisi dauroh
dengan ongkos yang cukup2
dan peta tak jelas …
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah
benar-benar berjalan kaki 2 jam
di malam buta sepulang tabligh da’wah di desa sebelah …
Aku rindu zaman ketika pergi liqo
selalu membawa infaq, alat tulis, buku catatan
dan qur’an terjemah ditambah sedikit hafalan …
Aku rindu zaman ketika binaan menangis
karena tak bisa hadir di liqo …
Aku rindu zaman ketika tengah malam pintu diketuk
untuk mendapat berita kumpul di subuh harinya …
Aku rindu zaman ketika seorang ikhwah
berangkat liqo dengan wang belanja esok hari untuk keluarganya …
Aku rindu zaman ketika seorang murobbi
sakit dan harus dirawat,
para binaan patungan mengumpulkan dana apa adanya …
Aku rindu zaman itu …
Ya Rabb …
Jangan Kau buang kenikmatan berda’wah dari hati-hati kami …
Ya Rabb …
Berikanlah kami keistiqomahan di jalan da’wah ini …
No comments:
Post a Comment